Sahabat dan Cinta

| | 0 komentar
Sahabat dan cinta. Banyak orang yang mempertanyakan 'saya cinta dan ingin berpacaran dengannya tapi dia sahabat saya'. Saya mau menceritakan sedikit pengalaman saya tentang Sahabat dan Cinta.

Di awal perkuliahan tidak satu pun di kelas yang saya kenal, melihat ada yang sudah saling ngobrol dan tertawa ceria membuat saya iri dan kesal sendiri, akhirnya saya pun banyak menghabiskan waktu di luar kelas sambil merokok menyendiri. Sifat saya memang egois yang membuat saya tidak cepat mendapat kenalan, saya berfikir 'saya gak akan kenalan kecuali dia yang berkenalan' hahaha maklum namanya juga sifat. Singkat cerita sakhirnya ada yang mengajak saya berkenalan, dia sudah terkenal di kelas karena banyolannya yang membuat perut ingin mondar-mandir kamar mandi (lebay). Namanya Ito Bhayu Kurniawan. Lumayan lah saya menjadi agak rajin kuliah karena sudah mempunyai kenalan dan tidak kaku lagi di kelas. Karena saya menjadi dekat dengan si Ito ini semakin banyak yang saya kenal di kelas, haha ternyata benar ya kalau bermain dengan tukang minyak wangi bisa ketularan wangi. Waktu itu saya di kenal kan dengan wanita bernama Tannya Ayunita yang sekarang sudah pindah kuliah di Perbanas dan sudah menjadi pacar saya.

Hari demi hari terlewati keakraban saya dengan Ito dan Tannya pun semakin erat dan bisa di bilang sahabat. Saya dan Tannya pun sering komunikasi dan bercanda di kelas yang pada akhirnya timbul rasa suka. Saya hanya memberi saran ya, cinta kepada sahabat dan cinta kepada orang yang di sukai berbeda tipis jadi kita harus benar-benar bisa membedakan apakah kalian itu cinta bersahabat atau cinta ingin berpacaran. Waktu itu saya berfikir itu hanya perasaan cinta karena bersahabat tetapi Tannya selalu membuat saya nyaman dan selalu ada di waktu kosong saya. Pada akhirnya saya benar-benar niat untuk berpacaran dengannya walaupun saya sadar saya bersahabat. Langkah pertama, saya meyakinkan Tannya apakah ia juga ingin berpacaran dengan saya dan ternyata ia juga berfikiran sama dengan saya, maka saya pun mengatakan cinta dan akhirnya di terima, horeeee.

Disini saya mempunyai kesimpulan jika memang rasa cinta itu menunjukan persahabatan tidak akan ada yang namanya niat cinta untuk berpacaran, tergantung kalian sendiri bagaimana menilai rasa cinta itu. Ingat rasa cinta bersahabat dan rasa cinta berpacaran itu sangat tipis yang terkadang membuat kita bingung dan pada akhirnya kita salah memilih. Contohnya: saya memilih kalau Tannya cinta dengan saya dan ingin berpacaran dengan saya dan ternyata Tannya cinta kepada saya karena saya adalah sahabatnya pada akhirnya terjadi penolakan ketika mengatakan cinta, kalian pasti bisa memperkirakan malu dan sakit hati yang pada akhirnya tidak ada cinta untuk bersahabat dan cinta untuk berpacaran. Oleh karena itu saya menjelaskannya disini.

Maaf jika tulisan saya kurang di mengerti, susah untuk mencurahkan hati lewat tulisan. Jika ingin tau lebih jelas bagaimana kehidupan saya tanya langsung aja dengan saya, terima kasih :D

Perkuliahan

| | 0 komentar
Berawal dari masa memasuki perkuliahan di Universitas Gunadarma. Ya akui saya kurang bersemangat dalam menjalani awal kuliah karena jarak tempuh antara rumah saya dan kampus cukup jauh, Bintaro - Depok. semuanya saya jalanin apa adanya. Lelah, lesu, letih sudah menjadi kebiasaan demi pendidikan yang saya alami, maklum sebentar lagi Papah sudah mendekati masa pensiun jadi saya harus lebih semangat, di tambah omongan dari seorang ibu "kuliah yang bener ya sebentar lagi papah pensiun" semakin membuat saya termotivasi. Tetapi semangat yang tadi sempat membara hanya sekilas mampir di jiwa ini, alhasil sekarang perkuliahan saya mengalami masa musiman (kadang-kadang rajin, kadang-kadang males). Mudah-mudahan saya bisa menjalani perkuliahan dengan lancar dan benar, amin.

Sekarang saya sudah menginjak tingkat 2 lebih tepatnya semester 4. Semuanya berubah dari kelas, dosen dan teman sekelas. Saya mulai dari awal lagi beradaptasi di lingkungan baru supaya semakin lancar menjalani perkuliahan. Niat untuk berubah menjadi lebih baik pun selalu mengikuti tetapi apa daya saya hanya seorang manusia yang punya hawa nafsu yang tidak terkontrol. Jujur saja saya masih ingin bermain-main ketimbang menjalani perkuliahan dengan benar di tambah jarak antara rumah dan kampus cukup jauh membuat saya selalu pulang larut malam karena saya berfikir jika saya pulang di bawah jam 4 jalanan arah saya pulang pasti macet dan padat, huh saya paling benci untuk menunggu yang ada hanya menggerutu dalam hati akhirnya hanya menambah dosa.

Sebenarnya saya tidak boleh mengeluh seperti ini, saya sadar sudah dewasa dan harus bijak memilih mana yang paling benar. Apalagi Universitas Gunadarma adalah pilihan saya sendiri. Saran dari saya jalani saja semua yang ada, walaupun itu susah, berat atau apalah hanya satu yang jangan di lupakan yaitu bersyukur, dengan bersyukur kita bisa lebih mengenal apa itu nikmat Allah SWT. Bagaimana hasil kita menjalani kehidupan ini tergantung dari usaha yang kita bangun untuk menggapai tujuan yang kita inginkan. Saya berharap saya menjadi orang yang berguna untuk banyak orang, amin.

Renungan

| | 0 komentar
Cinta yang agung adalah ketika kamu menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya.
Adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan kamu masih setia menunggunya.

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa trsenyum seraya berkata
"aku turut bahagia untukmu".


Apabila cinta tidak berhsil bebaskan dirimu biarkan hatimu kmbali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lg.

ingatlah, bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilanganya.


Tapi, ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersamanya.



"Orang kuat bukan mereka yang selalu menang,
melainkan orang yang tetap tegar ketika mereka jatuh".